Rabu, 25 Juni 2014

Kenapa Hamil di Atas Usia 40 Tahun Berisiko Tinggi Kanker Payudara?






















Disebabkan oleh berbagai alasan, banyak wanita memilih untuk menunda kehamilannya hingga usianya mencapai di atas 30 tahun dan bahkan lebih. Padahal hamil dan menyusui di atas usia 40 tahun membuat ibu berisiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan, salah satunya kanker payudara.

"Wanita yang belum memiliki anak sampai usianya mencapai 40 tahun itu risikonya lebih tinggi untuk terkena kanker payudara. Karena jika wanita hamil dan menyusui di usia lebih dini dan sewajarnya, maka akan terjadi proses menyusui dan penyapihan. Ini yang membantu mengurangi risiko kanker payudara," ungkap Ahmad R. Utomo, PhD, peneliti Stem Cell & Cancer Institute (SCI), dalam diskusi media yang diselenggarakan di Restoran Tesate, Jl Sam Ratulangi, Jakarta, (Selasa 24/6/2014).

Menurut Ahmad, payudara yang membesar karena proses menyusui dan mengecil saat anak disapih, maka sel-selnya mengalami masif apoptosif. Aktivitas alami ini sangat bermanfaat untuk 'membersihkan' kelenjar susu dari mutasi yang berujung pada risiko kanker payudara.

"Ya itu jadi terbersihkan. Yang pasti harus melalui proses menyusui supaya payudaranya bisa membersihkan secara alami. Makanya bisa dibilang faktor risiko terbesar untuk kanker payudara bagi wanita salah satunya adalah menunda kehamilan," pungkas Ahmad, yang juga merupakan

Associate Professor di Victoria University, Mary Carolan, sebelumnya dikutip dari ABC Australia menuturkan bahwa risiko lain dari hamil dan melahirkan di usia yang sudah lebih tua adalah risiko sindrom Down.

Sindrom ini terjadi di mana bayi menerima satu kromosom lebih banyak dari orang tuanya. Alih-alih memiliki 46 kromosom, mereka justru mempunyai 47. Tambahan salinan kromosom 21 bisa membuat anak mengalami cacat intelektual.

Sementara itu studi lain yang dilakukan oleh Karolinska Institute di Stockholm dan University of Bergen juga menyebutkan bahwa 1 dari 5 wanita yang hamil di usia 30 tahun ke atas berisiko melahirkan prematur.

sumber : detik